Minggu, 06 Maret 2011

@HENING@

heneng artinya adalah Sabar,
Pasrah serta Tawakal dalam
menerima kehendak Allah
atau
dalam bahasa Jawanya
“Nrimo
Ing Pandum lan tansah
Sumeleh
marang Peparinge Gusti Allah
” .
Sifat sabar dan selalu
tawakal
dalam menerima kehendak
atau
takdir Allah adalah
merupakan
senjata pamungkas dalam
menghadapi ribetnya,
ruwetnya,
serta sesaknya beban hidup
yang
menghimpit dalam perjalanan
waktu yang mesti kita lalui.
Dengan kesabaran serta
ketawakalan kita kepada
Allah,
maka seberat apapun
cobaan,
godaan dan hambatan yang
kita
hadapi Insya Allah akan
terasa
ringan, ibaratnya hanya
seperti
Slilit yang terselip diantara
sela-
sela gigi kita.
Dan sebaliknya jika kita
menghadapi setiap cobaan
dengan perasaan putus asa,
nggrundel dan ngresulo serta
selalu mencaci maki takdir
Allah,
maka cobaan seringan
apapun
akan terasa seperti sebuah
Gunung batu yang
menghimpit
punggung kita.
Perhatikanlah firman-firman
Allah
berikut ini:
Dan jadikanlah Sabar dan
Sholat
sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian
itu
sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang kusyu ’.
(QS: Al-
Baqarah ayat 45)
Hai orang-orang yang
beriman
jadikanlah sabar dan sholat
sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta
dengan orang-orang yang
sabar.
(QS: Al-Baqarah ayat 153)
Dan sungguh akan Kami
berikan
cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikan
kabar
gembira bagi orang-orang
yang
bersabar. (QS: Al-Baqarah
ayat
155)
Maka bersabarlah kamu
dengan
kesabaran yang indah (QS: Al-
Ma ’arij ayat 5)
Jadi sangat jelaslah disini
bahwa
Kesabaran adalah kunci
utama
sekaligus senjata yang paling
ampuh dalam menghadapi
carut
marut problematika
kehidupan
yang kita jalani.
Kedua adalah falsafah Hening,
hening dalam pengertian
sederhananya adalah
mensucikan hati serta
menjernihkan pikiran dengan
bertafakur dan berdzikir
kepada
Allah.
Allah adalah Dzat Yang Maha
Sempurna, maka hanya
kepada-
Nyalah hendaknya kita
memuja,
Allah adalah Dzat Yang Maha
Indah maka kepada-Nyalah
seharusnya kita tujukan hati
kita,
Allah adalah Dzat Yang Maha
Segala-galanya, maka hanya
kepada-Nyalah sepatutnya
kita
memohon.
Berdzikir, bermeditasi serta
berkontemplasi kepada Allah
akan membuat hati kita
menjadi
tentram, terasa sejuk segar,
selaksa menghirup udara di
pagi
hari yang jernih.
Ke-Maha Indahan-Nya tak
tertandingi, Ke-Maha
Jelitaan-Nya
tiada terperi, Ke-Maha
Lembutan
belaian-Nya, mampu
menembus
relung-relung hati
berpendaran
pada seluruh pembuluh darah
dan urat nadi, maka
rasakanlah
keteduhan yang luar biasa,
sambil mengucap:
Allah, Allah, Allah, Allah, Yaa
Jamiil,
Allah, Allah, Allah, Allah, Yaa
Latiif.,
Allah, Allah, Allah, Allah aku
bersimpuh dipelataran-Mu,
menunggu ridho dan rahmat-
Mu,
akankah Engkau bukakan
pintu-
Mu untukku.
Allah, Allah, Allah, Allah wahai
Yang Perkasa, disini hamba-
Mu
yang fana,
berharap dan cemas adakah
Engkau terima sembah
sujudku.
Yaitu orang-orang yang
mengingat Allah sambil
berdiri
atau duduk atau dalam
keadaan
berbaring dan mereka
memikirkan tentang
penciptaan
langit dan bumi (seraya
berkata) :
“ Yaa Tuhan kami tiadalah
Engkau menciptakan ini
dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka
peliharalah kami dari siksa
api
neraka ”. (QS: Ali Imran ayat
191)
Yaitu orang-orang yang
beriman
dan hati mereka menjadi
tentram
dengan mengingat Allah.
Ingatlah
hanya dengan mengingat
Allah-
lah maka hati menjadi
tentram
(QS: Ar-ra ’d ayat 28)
Allah telah menurunkan
perkataan yang paling baik
(yaitu) Al-Qur ’an yang
serupa
(mutu ayat-ayatnya) lagi
berulang-ulang, gemetar
karenanya kulit orang-orang
yang takut kepada Tuhannya,
kemudian menjadi tenang
kulit
dan hati mereka ketika
mengingat Allah. Itulah
petunjuk
Allah, dengan kitab itu Dia
memberi petunjuk siapa yang
di
Kehendaki-Nya. Dan
barangsiapa
yang disesatkan oleh Allah,
maka
tiada baginya seorang
pemimpin
(QS: Az-Zumar ayat 23)
Yang ketiga adalah makna
Huning, huning artinya adalah
bersyukur atas karunia-
karunia
Allah, dan menyadari akan
keadilan-keadilan-Nya.
Bersyukur mengandung
makna
bahwa semua karunia dan
anugerah yang dicurahkan
Allah
kepada kita hendaknya, tidak
membuat kita lalai atau
sombong
dari mengingat-Nya, setiap
anugerah sekecil apapun itu
mesti harus kita syukuri
dengan
jalan semakin meningkatkan
pengabdian kita kepada Allah.
Kita hendaknya benar-benar
meyakini akan Ke-Maha
Adilan
Allah, bahwa setiap
perbuatan
yang kita lakukan baik itu
perbuatan baik maupun
buruk
akan menerima balasan yang
setimpal dari-Nya. Setiap
perbuatan yang kita lakukan
sekecil apapun itu maka
sesungguhnya Allah Maha
Melihat
dan Maha Mengawasi (Gusti
Allah
Ora Bakale Sare/Turu).
Karena itu ingatlah kamu
kepada-
Ku, niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah
kamu
mengingkari (Nikmat)-Ku. (QS:
Al-
Baqarah ayat 152)
Dan (ingatlah juga) tatkala
Tuhanmu memaklumkan;
“ Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan
menambahkan (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku),
maka
sesungguhnya siksaku
teramat
sangat pedih. (QS: Ibrahim
ayat 7)
Keempat yaitu makna
daripada
Hanung, hanung mengandung
makna bahwasanya kita
mesti
menggunakan akal kita,
memanfaatkan pikiran kita
untuk
selalu merenung, berfikir ,
menganalisa serta
mentafakuri
keindahan-keindahan karya
cipta
Allah.
Betapa banyak karya cipta
Allah
yang tepampang di alam
semesta, dan sebagai
makhluk
yang berakal tentunya kita
harus
memikirkannya,
merenungkannya, sehingga
kita
bisa mendapatkan ibrah atau
pelajaran daripadanya.
Sesungguhnya dalam
penciptaan
langit dan bumi, serta
pergantian
malam dan siang, terdapat
tanda-
tanda bagi orang-orang yang
berakal. (QS: Ali Imran ayat
190).
Betapa besar keagungan
Allah
yang tergambar dalam diri
kita
sendiri sebagai manusia
makhluk
yang paling mulia dimuka
bumi
ini, adakah kita pernah
merenungkannya ?
Dan terhadap dirimu
sendiri.Maka
apakah kamu tidak
memperhatikan ? (QS:
Adzdzaariyaat ayat 21)
Belajar dengan sungguh-
sungguh, menuntut ilmu tak
mengenal waktu dan usia,
mempelajari perilaku alam
semesta (Sunnatullah),
meneliti
metabolisme dalam diri kita
sendiri, mengamati sifat-sifat
manusia, agar kita bisa
memperoleh hikmah dan
manfaatnya. Sebab dengan
terus
belajar dan belajar, berfikir
dan
terus berfikir, maka kita
tentu
akan mudah mendapatkan
jalan
keluar dari setiap
permasalahan
hidup yang membelenggu
kita.
Orang yang selamat adalah
orang
yang mampu mempelajari
keadaan, mampu membaca
situasi dan kondisi,
menciptakan
peluang dan kesempatan
sendiri,
tanpa harus menunggu
kesempatan itu datang
menghampiri.
Sak beja-bejane wong kang
lali
isih beja wong kang tansah
eling
lan waspada.
(Apakah kamu hai orang-
orang
musyrik yang lebih
beruntung)
ataukah orang yang
beribadat
diwaktu-waktu malam
dengan
sujud dan berdiri, sedang ia
takut
pada (azab) akherat dan
mengharapkan rahmat
Tuhannya?. Katakanlah:
Adakah
sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-
orang
yang tidak mengetahui?
Sesungguhnya hanya oran-
orang
ber-akal-lah yang dapat
menerima pelajaran. (QS: Az-
Zumar ayat 9)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar