Sabtu, 07 Mei 2011

tata cara mandi junub

Adapun sifat atau tata cara
mandi junub yang sempurna :
Yang menjadi pokok
pendalilan sifat atau tata
cara mandi junub yang
sempurna ada dua hadits,
yaitu hadits Aisyah dan hadits
Maimunah radhiyallahu
‘anhuma.
Satu : Sifat mandi junub
dalam hadits ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha.
Lafazh hadits ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha adalah
sebagai berikut :
ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ َّﻰﻠَﺻ ِﻪﻠﻟﺍ ُﻝْﻮُﺳَﺭ َﻥﺎَﻛ
َﻦِﻣ َﻞَﺴَﺘْﻏﺍ ﺍﺫﺇ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪِﻟﺁ ﻰﻠﻋﻭ
ِﻪْﻳَﺪَﻳ َﻞَﺴَﻏ ِﺔَﺑﺎَﻨَﺠْﻟﺍ -ٍﺔَﻳﺍَﻭِﺭ ْﻲِﻓَﻭ
ﻰﻠﻋ ِﻪِﻨْﻴِﻤَﻴِﺑ ُﻍُﺮْﻔَﻳ َّﻢُﺛ ٍﻢِﻠْﺴُﻤِﻟ
ُﻪَﺟْﺮَﻓ ُﻞِﺴْﻐَﻴَﻓ ِﻪِﻟﺎَﻤِﺷ- َﺄَّﺿَﻮَﺗ َّﻢُﺛ
ِﻪْﻳَﺪَﻴِﺑ ًُﻞِّﻠَﺨُﻳ َّﻢُﺛ ِﺓَﻼَّﺼﻠِﻟ ُﻪَﺋْﻮُﺿُﻭ
ﻯﻭﺭﺃ ْﺪَﻗ ُﻪَّﻧَﺃ َّﻦَﻇ ﺍﺫﺇ ﻰﺘﺣ ُﻩَﺮْﻌَﺷ
َﺙَﻼَﺛ َﺀﺎَﻤْﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﺽﺎَﻓَﺃ ُﻪَﺗَﺮَﺸَﺑ
ِﻩِﺪَﺴَﺟ َﺮِﺋﺎَﺳ َﻞَﺴَﻏ َّﻢُﺛ ٍﺕﺍَّﺮَﻣ
“Bahwasanya Nabi
shollallahu ‘alaihi wa ‘ala
alihi wa sallam kalau mandi
dari janabah maka beliau
memulai dengan mencuci
kedua telapak tangannya –
dalam riwayat Muslim,
kemudian beliau menuangkan
(air) dengan tangan kanannya
keatas tangan kirinya lalu
beliau mencuci kemaluannya-
kemudian berwudhu
sebagaimana wudhunya
untuk sholat kemudian
memasukkan jari-jarinya
kedalam air kemudian
menyela dasar-dasar
rambutnya sampai beliau
menyangka sampainya air
kedasar rambutnya
kemudian menyiram
kepalanya dengan kedua
tangannya sebanyak tiga kali
kemudian beliau menyiram
seluruh tubuhnya. (HR.
Bukhary-Muslim).
Dalam hadits diatas tidak
disebutkan pensyaratan niat,
namun itu tidaklah berarti
gugurnya pensyaratan niat
tersebut karena telah
dimaklumi dari dalil-dalil lain
menunjukkan disyaratkannya
niat itu dan telah kami
sebutkan sebagaian darinya
dalam pembahasan diatas.
Maka dari hadits ‘Aisyah
diatas dapat disimpulkan
sifat mandi junub sebagai
berikut :
1. Mencuci kedua telapak
tangan.
Dan ada keterangan dalam
saah satu riwayat Muslim
dalam hadits ‘Aisyah ini
bahwa telapak tangan dicuci
sebelum dimasukkan ke
dalam bejana.
2. Menuangkan air dengan
tangan kanannya keatas
tangan kirinya lalu mencuci
kemaluannya.
3. Kemudian berwudhu
dengan wudhu yang
sempurna sebagaimana
berwudhu untuk sholat.
4. Kemudian memasukkan
kedua tangan kedalam
bejana, kemudian menciduk
air dari satu cidukan dengan
kedua tangan tadi, kemudian
menuangkan air tadi diatas
kepala. Kemudian
memasukkan jari-jari
diantara bagian-bagian
rambut dan menyela-
nyelainya sampai ke dasar
rambut di kepala.
5. Kemudian menyiram
kepala tiga kali dengan tiga
kali cidukan.
Dan diterangkankan dalam
hadits ‘Aisyah riwayat
Muslim :
ﻰﻠﻋﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ِّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ َﻥﺎَﻛ
ِﺔَﺑﺎَﻨَﺠْﻟﺍ َﻦِﻣ َﻞَﺴَﺘْﻏﺍ ﺍﺫﺇ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪِﻟﺁ
ِﻪِّﻔَﻜِﺑ َﺬَﺧَﺄَﻓ ِﺏَﻼِﺤْﻟﺍ َﻮْﺤَﻧ ٍﺀْﻲَﺸِﺑ ﺎﻋﺩ
ِﺮَﺴْﻳَﺄْﻟﺍ َّﻢُﺛ ِﻦَﻤْﻳَﺄْﻟﺍ ِﻪِﺳْﺃَﺭ ِّﻖِﺸِﺑ َﺃَﺪَﺒَﻓ
ِﻪِﺳْﺃَﺭ ﻰﻠﻋ ﺎﻤﻬﺑ َﻝﺎَﻘَﻓ.
“Adalah Nabi shollallahu
‘alaihi wa ‘ala alihi wa
sallam bila mandi dari junub,
maka beliau meminta
sesuatu (air) seperti Hilab
(semacam kantong yang
dipakai untuk menyimpan air
susu yang diperah dari
binatang), kemudian beliau
mengambil air dengan
telapak tangannya maka
beliau memulai dengan
bagian kepalanya sebelah
kanan kemudian yang kiri,
kemudian beliau
(menuangkan air) dengan
kedua tangannya diatas
kepalanya ”.
6. Kemudian menyiram air
kesemua bagian tubuh.
Beberapa Catatan
Hendaknya memulai dengan
anggota-anggota badan
bagian kanan
Dalil-dalilnya :
1. Hadits ‘Aisyah yang
diriwayatkan oleh Imam
Bukhary dan Muslim :
ﻰﻠﻋﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ِّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ َﻥﺎَﻛ
ﻲﻓ ُﻦُّﻤَﻴَّﺘﻟﺍ ُﻪُﺒِﺠْﻌُﻳ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪِﻟﺁ
ِﻪِﻧْﺄَﺷ ﻲﻓﻭ ِﻩِﺭْﻮُﻬُﻃَﻭ ِﻪِﻠُّﺟَﺮَﺗَﻭ ِﻪِﻠُّﻌَﻨَﺗ
ِﻪِّﻠُﻛ
“Adalah Nabi shollallahu
‘alaihi wa ‘ala alihi wa
sallam menyenangi yang
kanan dalam bersendal
(sepatu), bersisir, bersuci dan
dalam seluruh perkaranya ”.
2. Hadits ‘Aisyah juga yang
diriwayatkan oleh Imam
Bukhary :
ْﺕَﺬَﺧَﺃ ُﺔَﺑﺎَﻨَﺟ ﺎﻧﺍﺪﺣﺇ ْﺖَﺑﺎَﺻَﺃ ﺍﺫﺇ َﺎﻨَﻛ
ُﺬُﺧْﺄَﺗ َّﻢُﺛ ِﻪِﺳْﺃَﺭ َﻕْﻮَﻓ ﺎﺛﻼﺛ ﺎﻬﻳﺪﻴﺑ
ﺎﻫﺪﻴﺑﻭ ِﻦَﻤْﻳَﺄْﻟﺍ ِﻪِّﻘِﺷ ﻰﻠﻋ ﺎﻬﻳﺪﻴﺑ
ِﺮَﺴْﻳَﺄْﻟﺍ ﺎﻬﻘﺷ ﻰﻠﻋ ﻯﺮﺧﺄﻟﺍ
“Kami (istri-istri Nabi-Pent)
jika salah seorang diantara
kami junub, maka dia
mengambil dengan kedua
tangannya tiga kali diatas
kepalanya kemudian
mengambil dengan salah satu
tangannya diatas bagian
kepalanya yang kanan dan
tangannya yang lainnya
diatas bagian kepalanya yang
kiri. ”
(Lihat: Al-Mughny: 1/287, Al-
Majmu ’: 2/209, At-Tamhid:
2/275,dan lain-lainnya)
Dalam riwayat Muslim ada
tambahan dalam hadits
‘ Aisyah dengan lafazh :
ﺎﺛﺎﻠﺛ ِﻪْﻴَّﻔَﻛ َﻞَﺴَﻐَﻓ
“Maka beliau mencuci kedua
telapak tangannya tiga
kali ”.
Yang tidak kalah pentingnya,
bahkan wajib Hukumnya
adalah Niat. Niat adalah
amalan hati tentang apa yang
akan dilakukan dan untuk
siapa amalan ini ditujukan.
Sampai saat ini, belum
ditemukan satu haditspun
mengenai bacaan niat mandi
junub yang berasal dari
Rasulullah SAW. Memang
benar selama ini ada yang
mengajarkan beberapa
bacaan niat. Tetapi ane
sangat yakin, bahwa
Rasulullah SAW sendiripun
tidak hapal bacaan tersebut
termasuk juga Imam Syafi ’i.
Karena, sampai saat ini, tidak
ditemukan satu dalilpun yang
bersumber dari Rasulullah
SAW ataupun yang
bersumber dari Imam
Syafi ’i tentang bacaan niat
yang saat ini ada dan beredar
tersebut.
Jadi, jika ada yang tidak
hapal bacaan niat tersebut,
berarti dia sama dengan
Rasulullah SAW ataupun Imam
Syafi ’i.. Insyaa Allah..