Kamis, 10 Maret 2011

Kecemburuan dalam rumah tangga

Dalam perjalanan
kehidupan manusia,
seseorang akan
menghadapi berbagai
hal saat berinteraksi
dengan manusia yang
lain. Oleh karena itu
diperlukan bimbingan
syariat agar kehidupan
seseorang
mendapatkan berkah
dari Allah. Begitu pula
kehidupan sepasang
suami istri,
kecemburuan
merupakan suatu hal
yang sangat mungkin
terjadi dalam
perjalanan mengaruhi
bahtera kehidupan.
Cemburu merupakan
sifat dasar yang
dimiliki manusia
terutama wanita.
Suami harus bisa
memahami watak
istrinya karena wanita
adalah orang yang
kurang akal dan
agamanya.
“Wanita diciptakan
dari tulang rusuk lelaki,
kalau seandainya kita
memaksa untuk
meluruskannya, maka
akan patah, kalau
dibiarkan maka akan
tetap bengkok” HR
Bukhari
Semua ada hikmahnya,
kadang Allah
mengutamakan kaum
pria di atas wanita dan
kadang
mengutamakan kaum
wanita di atas pria.
Kecemburuan
merupakan suatu hal
yang pasti terjadi,
bahkan terjadi di
rumah tangga Nabi
Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa salam.
Diantara kisah tersebut
antara lain:
1. Kecemburuan Aisyah
terhadap Khadijah
Aisyah cemburu
terhadap Khadijah
walaupun mereka
tidak pernah bertemu.
Hal ini dikarenakan
Rasulullah sering
menyebut-nyebut
kebaikan Khadijah, dan
Rasulullah
mendapatkan
keturunan dari beliau.
Aisyah berkata,
“Bukankah Allah telah
menggantikan dengan
wanita yang lebih
baik ?”, dijawab oleh
Rasulullah, “Tidak,
Allah tidak
menggantikannya
dengan wanita yang
lebih baik. ”
Rasa cemburu harus
dilandasi dengan ilmu
atau hanya akan
membawa petaka,
diantaranya
melakukan hal-hal
yang melanggar
perintah agama:
Sihir untuk
memisahkan
pasangan
suami-istri
Kelakuan yang
jelek
Mengadu domba
2. Kecemburuan Aisyah
saat Rasulullah
mendapatkan hadiah
dari istri beliau yang
lain
Seorang suami juga
harus berlandaskan
ilmu ketika menyikapi
rasa cemburu dari
istrinya. Dicontohkan
ketika ada seorang
pelayan yang diutus
oleh salah seorang istri
Rasulullah yang
membawa makanan
saat beliau ada di
rumah Aisyah,
kemudian Aisyah
memukul tangan
pembantu tersebut
sehingga jatuh dan
pecahlah piring
makanan hadiah
tersebut. Tapi
Rasulullah tidak marah,
tetapi membimbingnya
dengan ilmu dan
kesabaran. Rasulullah
berkata, “Telah
cemburu ibu kalian”,
kemudian Rasulullah
mengumpulkan
pecahan piring dan
diganti dengan piring
yang lain.
3. Kecemburuan istri
Rasulullah ketika beliau
menikah dengan
Shafiyah
Ketika Rasulullah
menikah dengan
Shafiyah binti Huyai
timbul kecemburuan
dalam diri Hafshah dan
berkata, “Dia adalah
anak Yahudi”, hal ini
terdengar oleh
Shafiyah yang
membuatnya bersedih
dan menangis.
Kemudian dihibur oleh
Rasulullah dengan
mengatakan,
“ Ketahuilah bahwa
engkau adalah
keturunan seorang
nabi, pamanmu adalah
seorang nabi, dan
engkau sekarang
berada di bawah
naungan seorang nabi.
Wahai Hafshah,
bertakwalah kepada
Allah ”.
Kecemburuan seorang
suami
Rasa cemburu juga
harus dimiliki oleh
seorang suami, tidak
boleh suami
membiarkan istrinya
bermaksiat. Lelaki
Dayyuts (tidak memiliki
rasa cemburu) tidak
akan mendapatkan
baunya surga. Diantara
kisah yang
menunjukkan betapa
pencemburunya
shahabat antara lain:
1. Kecemburuan
Sa ’ad bin Ubadah
Sa’ad bin Ubadah
berkata, “Jikalau aku
mendapati istriku
bersama seorang laki-
laki maka akan aku
tebas lehernya ”,
Rasulullah bertanya
kepada para sahabat,
“ Apakah kalian
merasa heran dengan
kecemburuan
Sa ’ad ?, bahkan Allah
lebih cemburu lagi”.
Diterangkan oleh Abu
Hurairah dalam Shahih
Bukhari,
“ Sesungguhnya Allah
itu cemburu, yaitu
ketika seorang mukmin
melanggar apa yang
diharamkan oleh
Allah ”.
2. Kecemburuan Zubair
bin Awam
Asma’ binti Abu Bakar
ketika menjaga
kecemburuan
suaminya, Zubair bin
Awam, mereka
menikah dalam
keadaan Zubair bin
Awam adalah seorang
miskin yang hanya
memiliki seekor kuda
dan seekor unta saja.
Merupakan kebiasaan
Asma ’ binti Abu Bakar
yang memberikan
makan hewan-hewan
tersebut, begitu pula
membuatkan roti
untuk sang suami.
Tetapi Asma ’ tidak
bisa membuat adonan
sendiri sehingga harus
meminta tolong
kepada orang lain yang
jaraknya sekitar 8 km.
Suatu saat ketika
Asma’ membawa biji
gandum untuk
dibuatkan adonan roti
bertemulah dia dengan
rombongan Rasulullah
Shalallahu ‘alaih wa
salam. Dan Rasulullah
menawarkan
tunggangan kepada
Asma ’, walaupun
Asma’berjalan
dengan jarak yang jauh
akan tetapi dia
menjawabnya dengan
mengatakan bahwa
kalaulah bukan karena
kecemburuan
suaminya, tentu
Asma ’ akan
menerimanya. Asma’
berkata,
“ Sesungguhnya
Zubair itu adalah
seorang yang sangat
pencemburu ”. Ketika
Asma’ telah tiba di
rumah dan
menceritakan kejadian
ini kepada Zubair bin
Awam, Zubair
mengatakan,
“ Sungguh engkau
berjalan dengan
kakimu lebih aku cintai
daripada engkau
berjalan dengan
khalifah Rasulullah ”.
Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar